Ustadz 'aLa Kulli Hal atau bernama Mahmud al Banjari mengemukakan makna dibalik kata Isra Mi'raj, dengan tajam dan mendalam. Silakan disimak.
Aku cuma bisa nyumbang ini buat diberikan untuk Anda semua.
سبحان الذي أسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى الذي باركنا حوله لنريه من آياتنا إنه هو السميع البصير
سبحان
Kalimat yang menunjukkan ta'ajjub, karena kejadian Isra Mi'raj ini adalah kejadian di luar akal, dan dalam perhitungan akal tidak mungkin bisa ada kejadian Isra Mi'raj ini, karena itu bara'atustihlal nya dibawa ibarat dengan subhana karena membersihkan sifat yang memperjalankan hambaNya itu, dari sifat-sifat kekurangan dan kemustahilan, tidak lain Ia adalah ALLAH Rabbul 'alamin.
الذي أسرى
Asra - yusri - israa-an, maknanya berjalan pada waktu malam. Karena asra wazan dari af'ala, maka maknanya ALLAH yang menjalankan pada waktu malam. Karena wazan af'ala, maka asra ini harus ada muta'addinya, maka takdir-nya adalah malaikat .
"ba" dengan makna ma'a, jadi Allah memperjalankan malaikatNya bersama hambaNya, tapi makna ini terlalu ribet, sebaiknya walaupun "asra" itu kategori kata "tsulasi mazid" dalam ilmu shorof, dengan adanya "alif ta'diyah", maknanya dikembalikan kepada "tsulasi mujarrad" saja, yaitu lazim yang bermuta'addi kepada "ba",
بعبده
Kalimat abdun, ini adalah makna nya hamba, maksudnya hamba dalam keadaan sempurna, jasad dan ruh tidak terpisah. Dari sini dapat kita fahami, bahwa Rasul isra mi'raj dengan jasad dan roh beliau.
Idhofat abdun kepada dhomir hi, adalah idhofat memuliakan. Di sinilah kemuliaan Rasul di sisi Allah, dengan terang-terangan Allah mengatakan ini adalah hamba Ku, kesayangan Ku,
Sebagai perbandingan saja, coba rasakan sendiri bagaimana rasanya kita diakui keluarga oleh orang besar seperti presiden atau ulama besar, pasti hati kita senang dan gembira skali,
Kalimat ini seharusnya tidak perlu ada,karena sudah mencukupi dengan ASRA di atas, tapi Allah tetap meletakkan kalimat ini untuk menguatkan dan memberi tahu bahwa isra mi'raj ini dilakukan Rasul dalam sekejap dan sebentar di bandingkan dengan keadaan normal,karena itu zhoraf lailan dengan tanwin nakirah yang menunjukkan sedikit sekali,
من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى
Min lil ibtida, perjalanannya shallallahu 'alaihi wasallam di mulai dari zat mesjidil haram, sampai berakhir ke zat mesjidil aqsho.
Ada Beda ibarat antara membatasi yang berakhir dengan huruf "ila" atau "hatta",
Jikalau dibawa ibarat dengan hattal-masjidil aqsho, maka zat Masjid Aqsho tidak termasuk yg dikunjungi Rasul,Spt:
أكلت السمكة حتى رأسها
أكلت السمكة إلى رأسها
Kalau dengan hatta, maka kepala ikan tidak ikut dimakan,
Kalau dengan ila, maka kepala ikan juga ikut dimakan,
Ujar urang banjar amun makan kepala iwak, kuat banyalam, hehe...
الذي باركنا حوله
Yang sudah kami berkahi haulahu,
Kalimat haulahu, mengandung makna kata "haul"
Haul bisa memiliki tiga makna:
1. haul makna 1 tahun
2. haul makna daya upaya kekuatan, seperti kalimat "laa haula wala quwwata"
3. haul makna di sekitar,
Dhomir nya pun kembali kepada tiga juga,
1. kepada masjidil haram,
2. kepada masjidil aqsho,
3. kepada rasulullah
Jika kita gabungkan makna haulahu,
1.Yang kami berkahi di sekitar masjidil haram,
Memang banyak berkahnya di sana, sholat di masjidil haram itu sangat besar pahalanya, hanya yang mengurangi berkah di sana adalah kelompok WAHABI yang tidak percaya dengan berkah, hehehe...
2. yang kami berkahi di sekitar Masjidil Aqsho, walaupun sholat di Masjidil Aqsho banyak juga pahalanya, tapi yang mengurangi berkahnya adalah dikuasai Yahudi sekarang, karena itu tidak lain tidak bukan Dhomir itu kembali kepada 'abdihi alias Rasulullah,
3.Dengan makna
Yang kami berkahi waktu perjalanannya 1 tahun menjadi sekejap, yang kami berkahi kekuatan dalam diri Rasul untuk menempuh perjalanan yang tidak mungkin bisa dilakukan dalam keadaan biasa saja,
لنريه من آياتنا
Supaya kami bisa memperlihatkan kepada nya dari sebagian tanda-tanda kebesaran kami,
Kalimat "linuriyahu" bisa juga dengan arti "menghibur Rasul", karena sebelum kejadian Isra Mi'raj, Rasul mendapat musibah dengan wafatnya 2 orang pembela beliau,
yaitu Abu Tholib ahli surga dan Siti Khadijah ahli surga.
إنه هو السميع البصير
Sesungguhnya ia mendengar dan melihat,
Dhomir "hu" dan "huwa" di sini bisa kembali kepada "Subhanallazi asra" yaitu Allah,
bisa juga kembali kepada "bi'abdihi", yaitu Rasulullah, jika kembali kepada Allah, maka maknanya jelas, Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat. Jika kembali kepada Rasulullah, makananya, Rasulullah menjalani isra mi'roj dalam keadaan sadar dan mendengar juga melihat.
Wallahu 'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar